PERDAMAIAN SIBER & MEDIA SOSIAL

GERAKAN PERDAMAIAN DI DUNIA MAYA & PROVOKATOR DAMAI DI MEDIA SOSIAL DALAM MELAWAN KEZALIMAN DAN TEGAKKAN KEADILAN.

Dinarasikan oleh HZ.PUTRA, Ketua Dewan Pengurus Pusat – Bidang Kampanye Digital dan Pelaksana Tugas Bidang Teknologi Informasi, Partai Ummat.

Kita semua tahu Internet, Teknologi Digital, dan Media Sosial memainkan peran positif dan negatif dalam kohesi sosial, dinamika politik, dan masalah sosial yang lebih luas di negara kita. Media sosial saat ini dapat memicu kebencian dan kekerasan, memicu polarisasi, dan membangun dukungan bagi para pemimpin otoriter. Namun, kita pun yakin bahwa Media Sosial dapat membantu masyarakat memerangi ujaran kebencian, meningkatkan kesadaran melalui dialog online dan informasi akurat, serta memberdayakan gerakan sosial untuk mendukung demokrasi dan perubahan sosial.

Mengingat banyaknya pemberitaan tentang serangan dunia maya yang menjadi berita utama, wajar untuk mengangkat tangan dengan putus asa, atau bahkan untuk mencari kekuatan yang lebih tinggi.

Menciptkan dan memelihara perdamaian di dunia maya untuk saat ini, sama beratnya dengan memulai perang dunia maya.

Perdamaian dunia maya bukanlah ketiadaan serangan atau eksploitasi, dan kita harus bersama-sama bantu mengurangi risiko konflik, kejahatan, dan spionase di dunia maya ke tingkat yang sebanding. Untuk itulah kita di Indonesia harus mampu mengembangkan hukum perdamaian di dunia maya dengan tradisi etika yang menerapkan warisan bersama konsep umat manusia ke dunia maya secara damai dan adil.

Kita masih bisa dapat menghentikan perang dunia maya sebelum dimulai dan berakhir  dengan parah, yaitu dengan meletakkan dasar bagi perdamaian dunia maya positif yang menghormati hak asasi manusia dalam sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Kita masih bisa menjaga stabilitas di dunia maya dari kesenjangan digital akibat perpecahan geopolitik dan sociokultural yang terjadi saat ini di Indonesia sehingga terhindar konflik di dunia maya, salah satunya melalui penerapan yang menjamin aliran informasi dan ide yang bebas.

Sebagai masyarakat, kita harus menyesuaikan persepsi kita sendiri tentang risiko dan nilai ke era digital baru. Kita harus berhati-hati saat mentransfer konsep dunia tradisional ke dalam domain siber dan harus selalu mempertanyakan kesesuaiannya, sehingga memiliki literasi yang cukup sehingga tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan.

Kita masih yakin, bahwa generasi yang akan datang akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang risiko yang terlibat, karena mereka tumbuh dengan menggunakan teknologi digital ini. Kita harus memupuk ini dengan tidak hanya mengajarkan teknologi tetapi juga nilai-nilai yang terkait dengannya. Masyarakat harus mencoba memahami Internet sebagai kebaikan bersama umat manusia dan bukan sebagai sesuatu yang dibatasi oleh batas-batas pemerintahan/negara atau budaya.

Kita dapat mencapai perdamaian dunia maya yang stabil jika sebagian besar masyarakat menganggap Internet sebagai ruang bersama dengan orang lain yang memiliki aturan yang dapat dipahami dan terdokumentasi untuk melindungi penggunanya dari kerusakan – baik fisik maupun digital.

Setiap langkah yang kita buat menuju perdamaian yang lebih stabil di ranah digital membantu melindungi Internet, infrastruktur penting, dan masyarakat kita secara keseluruhan.

Menebar kebencian satu dengan yang lain, saling hujat dan saling caci, menebar informasi bohong atau hoax kerap memanfaatkan digital platform Media Sosial sebagai alat serangan siber yang mudah dalam berkomunikasi digital tanpa melihat etika dan norma, yang kita tahu memiliki pengaruh sangat besar dalam relasi sosial masyarakat hingga saat ini.

Generasi zilenial dan milenial sebagai pengguna terbesar media sosial memilik peran penting untuk bijak bermedia sosial dan ikut bertanggung jawab untuk terus ciptakan pesan damai dalam melawan kezaliman dan tegakkan keadilan di dunia maya.

Data dan informasi selalu akan tersebar luas dan beredar tanpa batasan, namun kita manusia tentunya memiliki ilmu, pengetahuan, wawasan, dan kebijaksanaan dalam mengolah dan menyebarkannya.

Dalam bermedia-sosial jadikan itu menjadi angkatan kelima pilar demokrasi dalam memanfaatkannya untuk kebaikan, sebagai gerakan sosial, sebagai gerakan politik untuk saling memperkuat dalam melawan kezaliman dan menegakkan keadilan, sebagai gerakan yang mewujudkan dan mensukseskan warganet/netizen yang damai, berkaulitas dan bermartabat.

Partai Ummat menghimbau untuk kita semua bahwa mulai dari aktifitas percakapan, aktifitas penyebaran dan perluasan pesan, juga aktifitas respon yang singkat, kita haru bisa selalu pahami platform media sosial-nya, pahami cara dan penggunaan-nya, dan pahami sisi hukum-nya. Dengan demikian kita bisa yakinkan bahwa dunia maya – dunia digital dapat merangkul sesama secara damai.

Saat ini dan selanjutnya, Partai Ummat melalui pasukan telenta muda digital berkemampuan plastis yang komprehensif dan kolaboratif dengan kecerdasan dan  hati, akan ciptakan dampak masukan, respon, minat dalam perdamaian di dunia maya, dan berjuang dalam strategi pengaruh konten kreatif positif dan desain yang bersifat tematik dan bersifat karakteristik yang kuat, foto/gambar, video dan audio dalam sebuah narasi berdasarkan literasi digital yang kita miliki dengan kepemimpinan dan transformasi digital, yang bersama-sama kita sesuaikan dan juga optimalkan untuk menangani penghinaan, kebencian, perundungan, informasi bohong (hoax), dan disinformasi, sehingga dengan itu menjadikan pasukan ini sebagai gerakan digital petualang/pengembara, pelindung dan penjaga pilar PARTAI UMMAT yang tidak terlepas dari rasa empatik dan berkomunikasi dengan menjunjung tinggi peri kemanusiaan dan keadilan, perkataan yang benar (qualan sadida), berdampak dan efektif (qualan baligha), kata-kata yang baik (qualan ma’rufa), ucapan yang mulia (qaulan karima), lemah-lembut (qulan layina), dan mudah dipahami (qaulan maysura).

Dunia maya adalah tentang manusia, kita harus berkontribusi untuk bertindak secara kolektif dan kolaboratif memastikan penghormatan untuk dunia maya yang damai di Indonesia.

Bangunlah kedewasaan, berempati, berkomunkasi dengan etika dan kesiapan intelektual yang berdasar pada literasi digital yang kita tahu dalam mempergunakan media soisial di dunia maya, dan bergeraklah pada tataran positif dalam bergelut dengan media sosial sampai pada titik dimana karakter media sosial digital menjadi Rahmatan Lil’ Alamin.